Oleh : Judan Putrabaya SH (Ketua
BKAD PNPM Kec.Pringgabaya)
Berbagai
konsep telah ditawarkan oleh pemerintah dalam upaya pengentasan kemiskinan,
namun belum juga membuahkan hasil yang maksimal. Tidak sedikit program-program
tersebut dalam implemantasinya tidak tepat sasaran, fakta dilapangan
menunjukkan angka kemiskinan dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini
berbanding terbalik dari data yang dipublikasikan oleh Badan statistik baik
nasional maupun lokal.
PNPM sebagai
salah satu jenis program pemberdayaan masyarakat senantiasa terus berbenah, belajar dari kegagalan penerapan konsep pemberdayaan yang
selama ini diterapkan, PNPM telah mampu menemukan berbagai solusi alternatif
guna tercapainya tujuan pokok program yakni meningkatkan kwalitas hidup
masyarakat ekonomi lemah. Menggali akar permasalahan langsung dari masyarakat
sasaran program dengan tema PAGAS (Penggalian Gagasan) yang berbasis pada
kelompok-kelompok masyarakat miskin akan melahirkan usulan-usulan cemerlang
dengan berdasarkan pada daftar kebutuhan bukan daftar keinginan. Konsep PAGAS
merupakan implementasi dari konsep Bottom Up Planing
(perencanaan dari bawah). Tahap penggalian Gagasan ini sangat prinsip,
karena melalui pagaslah program akan memperoleh gambaran awal terkait kebutuhan mendasar yang sangat prioritas bagi kelompok sasaran.
Sehingga dalam penggalian gagasan benar-benar dalam menentukan peserta harus memperhatiakan keterwakilan dari berbagai unsur di
tengah-tengah masyarakat terutama keterwakilan
perempuan.
Kecamatan
Pringgabaya merupakan salah satu dari 9 Kecamatan yang ada di Lombok Timur yang
mendapat program PNPM. Pelaksanaan program PNPM di Kecamatan pringgabaya mulai
tahun anggaran 2010 cukup stabil jika dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan
lain di Kabupaten Lombok Timur. Walau sempat terpuruk sebelum tahun 2010, PNPM
Kecamatan pringgabaya terus bangkit berbenahdiri
guna mengembalikan kepercayaan program terhadap pelaku-pelaku PNPM. Sebagai
sebuah Kecamatan yang tergolong memiliki tensi politis yang tinggi dengan perangai
masyarakat yang tergolong keras, berbagai terobosan terus dilakukan guna
menciptakan kondisi yang stabil dalam pelaksanaan program. Dalam konteks ini
gagasan-gagasan untuk menggali kearipan lokal sebagai perekat semua komponen
pelaku PNPM terus dilakukan, alhasil prinsip saling asah, saling asuh dan
saling asih merupakan prinsip yang paling relevan diterapkan dalam pelaksanaan
program PNPM. Tiga kata dalam bahasa sasak ini merupakan Kosa Kata tiga
serangkai yang tidak dapat dipisahkan.
Saling ASAH bermakna Saling memberi masukan, tidak ada
yang suverior dan tidak ada yang imperior. Masing-masing kita memiliki
kekurangan dan kelebihan sendiri-sendiri sehingga kita dapat saling melengkapi.
Saling ASUH Bermakna saling pelihara, Kata ini
mengisaratkan kepada kita semua untuk senantiasa mampu menjadi Soko Guru bagi
sesama, Melempar kesalahan pada orang lain tidak akan pernah menyelesaikan
masalah. Setiap aktifitas yang kita lakukan tidak akan pernah luput dari
kesalahan. Yang harus kita perbuat adalah meminimalisir munculnya
kesalahan-kesalahan yang akan terjadi, hal ini akan bisa terwujud jika semua
pihak mampu menempatkan diri sebagai pengasuh bagi mereka yang masih memiliki
etikat baik untuk memperbaiki diri.
Sedangkan Saling ASIH Bermakna Saling menyanyangi.
Kata ini memberi pesan bagi kita dan bagi pelaku PNPM pada khususnya, bahwa di
dalam pelaksanaan program PNPM harus didasari oleh rasa Kasih, sayang dan
Cinta. Apapun yang kita lakukan jika didasari oleh Cinta maka Insya Allah akan
kita nikmati tugas kita walau secara materi kita tidak peroleh secara maksimal.
Kelompok-kelompok sasaran program akan menaruh simpati yang luar biasa jika
kita sentuh mereka dengan cinta dan kasih sayang, dan sebaliknya mereka akan
takzim pada setiap item program yang telah kita sepakati bersama dan tentu
dengan sendirinya tidak akan ada terbersit dalam benak mereka untuk melanggar
komitment bersama.
Prinsif-prinsif
kearipan lokal seperti itulah yang
diterapkan oleh seluruh kompenan pelaku PNPM di kecamatan Pringgabaya sedikit-demi
sedikit sehingga alhasil pelaksanaan program PNPM dikecamatan Pringgabaya mampu
bangkit dengan langkah pasti. Fakta menunjukkan berbagai infra struktur seperti
Jalan,jembatan, Rabat, irigasi, Polindes dan berbagai program kegiatan lainnya
telah dapat dinikmati oleh masyarakat. Angka pengembalian Simpan pinjam perempuan (SPP) meningkat pesat
dari 77% sebelum tahun 2011 meningkat menjadi 86 % ( Naik 9 % ) sebuah
peningkatan presentase yang sangat signifikan. Adanya peningkatan-peningkatan
yang terjadi diPNPM kecamatan pringgabaya itulah yang menyebabkan berbagai
penghargaan diperoleh PNPM Kecamatan pringgabaya dari BPMPD Lombok Timur tahun
2013 seperti BKAD Predikat terbaik 1, PL
predikat terbaik 3, TPK Batuyang predikat terbaik 3, FD predikat terbaik 2.
Namun demikian penghargaan dari pihak terkait bukanlah sebuah tujuan,
yang menjadi ending bagi pelaku
PNPM adalah masyarakat dapat merasakan manfaat dari
program PNPM di wilayah masing-masing serta mampu merubah tingkat kehidupan rumah tangga masyarakat
yang sebelumnya berada dibawah garis kemiskinan menjadi hidup lebih layak karena
program telah memberikan kesempatan bagi kelompok masyarakat untuk merintis dan mengembangkan usaha dengan menyediakan modal
usaha dalam bentuk SPP (simpan Pinjam Perempuan).
Disamping masyarakat juga telah mampu meminimalisir anggaran biaya produksi pertanian karena berbagai infra struktur
pertanian telah dibangun seperti Jalan Usaha Tani, Irigasi dan lain-lain, karena sebelumnya para Petani harus mengeluarkan ongkos yang tinggi untuk mengangkut segala kebutuhan biaya produksi maupun hasil produksi pertanian mereka karena infrastruktur pertanian sangat tidak memadai. Demikianlah indicator sederhana yang dapat kita buktikan
yang telah mulai dirasakan oleh kelompok-kelompok sasaran dengan kehadiran
PNPM ditengah-tengah masyarakat selama ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar