Amisnya ikan yang sering dihindari oleh banyak orang, justru berbuah
manis bagi Ibu Rusniah (32) dan kelompok simpan pinjam ‘Ingin Maju’ yang
diketuainya. Betapa tidak? Setiap hari Rusniah dan sebagian besar perempuan di
kampungnya bergelut dengan amisnya ikan, mengolahnya menjadi pindang maupun
ikan asin. Keterbatasan modal dan peralatan memang membuat mereka tidak bisa
mendapat hasil maksimal, kadang mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun setelah mengenal program Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) PNPM MPd
sejak 2009 lalu, kehidupan Rusniah dan keluarga semakin baik dan baik lagi.
Bila sebelumnya kehidupan Rusniah hanya bergantung dari hasil tangkapan
ikan suaminya yang berprofesi sebagai nelayan, dalam 5 tahun terakhir ibu dua
anak ini mampu membantu suaminya memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga mereka.
Bahkan hanya perlu waktu 3 tahun saja, Rusniah berhasil merubah rumah bedeknya
menjadi rumah permanen yang nyaman.
Warga
Desa Gunung Malang, di ujung Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur ini mengenal
SPP PNPM MPd dari kepala dusun tempat ia tinggal. “Ini ada program pinjaman lunak dari PNPM MPd
untuk kelompok usaha perempuan, mau ikut tidak?”, begitu Rusniah mengutip kalimat
pak kadus ketika menawari nya SPP. Tak perlu waktu lama untuk
berpikir, Rusniah dan 15 orang anggota kelompok ‘Ingin Maju’ memutuskan
menerima tawaran pak kadus untuk ikut di program SPP PNPM Md. Proposal pun
disusun, setelah melalui verifikasi, kelompok ini dinyatakan layak untuk
menerima pinjaman.
Pinjaman yang
pertama awalnya memang tak cukup besar, hanya Rp 10 juta yang harus dibagi
untuk 15 orang anggota kelompok. Itu berarti setiap orang menerima pinjaman
tidak sampai Rp 1 juta bahkan ada yang menerima hanya Rp 500 ribu, tergantung
kebutuhan masing-masing anggota. Tetapi, dari dana yang tak seberapa ini telah
berhasil membantu kehidupan perempuan-perempuan Gunung Malang ini.
Rusniah di depan rumahnya yang sekarang |
Mereka bahkan mampu membentuk tabungan kelompok yang sekali waktu
digunakan untuk menutup kewajiban anggota yang terlambat membayar, atau
dipinjamkan lagi ke anggota kelompok. Dengan sistem tanggung renteng seperti
ini, cicilan kelompok ke Unit Pengelola
Kegiatan (UPK) PNPM MPd menjadi lancar, sehingga mereka dipercaya menerima
perguliran lagi dengan jumlah yang lebih besar. Di perguliran yang ke-lima
akhir tahun 2013 lalu, Rusniah menerima Rp 3 juta untuk menambah modal dia
membeli ikan. Besarnya manfaat yang dirasakan, administrasi kelompok yang jelas
dan transparan, serta pengurus yang dipercaya membuat banyak perempuan Gunung
Malang yang tertarik untuk bergabung dalam kelompok SPP ‘Ingin Maju’. Jumlah anggota kelompok pun berkembang
menjadi 30 orang.
Dari beberapa
kali pinjaman SPP tersebut Rusniah gunakan untuk membeli berbagai peralatan
pengolahan ikan segar menjadi ikan asap, pindang dan ikan asin. Ikan segar
dibelinya seharga Rp 150-190 ribu per bak. Rata-rata dia mengeluarkan Rp
5 juta, untuk sekali belanja di tempat penjualan ikan terdekat. Setelah diolah
menjadi ikan pindang, Rusniah mampu meraup keuntungan sedikitnya Rp 75
ribu/bak. Permintaan pasar sangat menggembirakan, tak jarang Rusniah harus
mendatangkan ikan segar dari Sumbawa agar bisa memenuhi pesanan,
“Tetapi di saat
musim angin barat begini, sangat sulit mendapatkan ikan segar untuk kita olah
menjadi pindang,” tutur Rusniah. Namun di saat banyak ikan segar bisa diolah
pun, mereka merasa kesulitan karena kekurangan tempat untuk memidang. Selama
ini mereka menggunakan jaring ikan yang sudah tidak terpakai untuk memidang
agar ikan-ikan olahannya tidak kotor. Karena itulah mereka mengajukan usulan pengadaan
alat pemidangan agar produksi bisa lebih maksimal. Mudah-mudahan usulan ini
bisa terrealisasikan segera dan makin banyak perempuan Gunung Malang yang
menikmati manisnya hidup dari pergulatannya dengan amisnya ikan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar